Posts

Menjelang Usia 25 Tahun : Ekstrakurikuler Sekolah

Image
Kembali lagi dalam tema "Menjelang usia 25 tahun", Penulis akan bercerita soal beberapa pengalaman semasa sekolah ketika mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler atau biasa disebut Ekstra saja. Kegiatan Ekstra merupakan kegiatan tambahan di sekolah. Penulis pertama kali mengikuti kegiatan Ekstra saat masa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ekstra yang diikuti oleh Penulis adalah Pramuka. Kala itu, ada beberapa ekstra yang ada di SMP Penulis. Beberapa diantaranya adalah  Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Basket hingga Pramuka. Pilihan masuk Pramuka datang karena sejak SD, Penulis ingin masuk ke sana. Hanya saja, karena tidak punya baju Pramuka semasa SD, Penulis tidak ikut Pramuka. Baru saat SMP, Penulis bisa ikut Pramuka. Kurang lebih setahun Penulis mengikuti kegiatan Pramuka. Mulai dari ikut latihan rutin, ikut camping hingga ikut lomba. Hanya saja, Penulis kemudian tidak melanjutkan kegiatan Pramuka ketika masuk kelas dua SMP. Masuk masa-masa Al

Menjelang Usia 25 Tahun : Ujian Nasional

Image
Beberapa waktu lalu, Ujian Nasional (UN) kembali menjadi bahan pergunjingan satu Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Nadiel Makarim, berencana membuat perubahan format dalam ujian nasional pada tahun 2021 mendatang. Gara-gara polemik UN ini, tiba-tiba kenangan akan masa-masa sekolah kembali muncul dalam pikiran ini. Penulis sendiri pernah 2 kali mengikuti UN saat masa SMP dan SMA. Kedua UN tadi termasuk bagian program UN yang memiliki standar Nasional. Seperti Kita tahu, UN dengan standar Nasional mulai digalakan sejak tahun 2003 silam. Penulis sendiri mengikuti UN pada tahun 2010 ( SMP) dan 2013 (SMA). Kedua UN tadi masih menjadi standar kelulusan Sekolah. Bahkan, UN ketika masa SMP di tahun 2010 lalu, masih menjadi standar kelulusan dari sekolah. Berbeda dengan UN masa SMA di tahun 2013 yang dipadukan dengan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS). UN semasa SMP pada saat itu masih memakai sistem 2 paket, yaitu paket A dan B. Setahun setelahnya, UN pada tahun

Menjelang 2020 : Review Nonton Film 2019

Image
Tanpa terasa, tahun 2019 kurang dari 3 pekan lagi. Hal yang cukup menarik pada tahun 2019 ini adalah deretan film Indonesia atau luar yang hadir di bioskop. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Penulis cukup banyak nonton film langsung di bioskop selama tahun 2019 ini. Kurun waktu 2014 hingga 2018, jika dijumlahkan cuma ada 4 hingga 5 film yang ditonton langsung di bioskop. Selama tahun 2019, 13 kali Penulis memilih untuk menonton langsung di layar besar. "Banjir" film superhero selama 2019 ini menjadi alasan Penulis lebih sering menonton film di bioskop. Ada beberapa film superhero yang menarik perhatian Penulis selama tahun ini. Sedikitnya ada 5 film superhero yang membuat Penulis penasaran dan langsung bergegas ke bioskop.  Daftar 5 film superhero tadi adalah  Captain Marvel, Shazam, Avengers, Spiderman hingga Joker. Kelima film tadi memiliki nilai "spiritual" yang berbeda satu sama lain. Salah satu yang mencolok adalah film Joker. Paska nonton film dari m

Menjelang Usia 25 Tahun : SMA Yang Membahagiakan

Image
Kembali lagi menjelang usia 25 tahun, ada banyak hal yang tiba-tiba datang dalam pikiran. Mulai dari masalah perempuan, sekolah hingga perjalanan aneh dalam mencapai usia ini. Namun, dari semua pikiran yang datang itu, kehidupan masa sekolah kembali yang ingin dibagikan. Kata orang masa SMA adalah waktu terbaik dalam hidup. Setelah kupikir, mungkin juga itu benar. Setelah melewati masa SMP yang membosankan, masa SMA terasa lebih membahagiakan dan berwarna. Berbagai cerita menarik datang, mulai dari masalah cinta hingga lika-liku di dalamnya yang aku anggap menarik. Hal pertama ketika masa SMA yang selalu aku ingat adalah soal hukuman dari guru. Ketika SD hingga SMP, jarang sekali aku dihukum. Stigma anak baik datang semasa SD hingga SMP, meskipun aku juga pernah kabur dari sekolah melalui jendela di kamar mandi. Saat itu, aku sudah masuk kelas 3 SMP. Karena tidak betah dengan ketidakjelasan di sekolah, aku memutuskan untuk kabur. Masuk SMA, cukup banyak aku dihukum oleh pihak

Menjelang Usia 25 Tahun : Nostalgia Masa Remaja

Image
https://twitter.com/masasmp11 Beberapa saat lagi, usia diri ini akan mencapai angka 25 tahun. Ada banyak pencapaian, namun juga ada harapan yang tak kesampaian. Ditengah kehidupan masa dewasa yang penuh dengan tuntutan dengan materi dan kekayaan, untuk beberapa saat mengenang kehidupan masa remaja mungkin akan menyenangkan.  Banyak kenangan indah yang datang pada masa remaja. Ingatan pertama saat mengenang masa remaja adalah masa sekolah yang penuh dengan kenangan indah dan juga buruk. Tahun 2007, diri ini masuk masuk SMP. Sebuah kehormatan karena bisa masuk ke sekolah di kecamatan. Agar bisa masuk SMP favorit tadi, diri ini harus bersaing dengan 1000 lebih siswa lain yang juga mendaftar. Entah bagaimana lupa lagi, diri ini lolos dan masuk sekolah favorit itu. Pada saat pengumuman penerimaan, ada 2 orang teman yang gagal lolos. Namanya berinisial DN, teman perempuan paling cerewet. Meski agak sedih, namun diri ini juga sedikit bahagia karena teman perempuan tadi ti

Mengingat Kembali Aksi Jepang pada Piala Dunia 2002

Image
---------- -Mengingat Kembali Aksi Jepang pada Piala Dunia 2002 ------------------- oleh Totoh Wildan Tohari Piala Dunia 2002 menjadi ajang paling dikenang oleh public Asia, khusunya Korea Selatan dan Jepang. Untuk pertama kalinya, gelaran akbar 4 tahunan itu digelar di Benua Asia. Korea Selatan dan Jepang mendapat kehormatan untuk menggelar ajang akbar sekelas Piala Dunia. Bukan hanya sukses sebagai Negara penyelenggara, Timnas Jepang pun meraih hasil yang cukup baik pada Piala Dunia 2002. Pada Piala Dunia 2002 lalu, Jepang berada di Grup H. Jepang sendiri tergabung bersama Belgia, Rusia dan Tunisia. Secara kualitas tim, keempat Negara pada Grup H memiliki kekuatan yang seimbang. Tidak tim yang dominan secara jomplang pada Grup H Piala Dunia 2002. Timnas Jepang sebelum berlaga di Piala Dunia 2002, tampil cukup baik dengan meraih posisi runner-up pada Piala Konfederasi 2001. Raihan ini menjadi prestasi terbaik bagi Jepang bahkan hingga saat ini. Berada di Grup H, Jep

Kopeah Hideung Jang Darwis Hiji

Image
Saengges bapak kuring balik ka Pangeran tilu sasih katukang, pun biang pindah imah ka tempat anu anyar. Pun biang unggal dinten ngalamun, mikiran pun rama anu tos uih ka Pangeran. Karunya ningali pun bian g ngalamun teras, mang Ikin mere saran supados pindah imah ka desa Paaraban. Jauhna mun diukur sarua jeng naek keretek 3 jam. Pun biang samemehna teu satuju pindah imah. Kularantaran mang Ikin mapatahan unggal poe dina saminggu katukang, pun Biang satuju. Imah bahela ayena diurus ku Wa Onin, raina pun biang. Pindah imah, pindah sakola oge. Mang Ikin ngasupken kuring ka sakola nu teu jauh jeng imah, nyaeta Madrasah Aliyah Man Jabar. "Jang Darwis, ayena mah sakola di dieu. Engke indit bareng jeng si Tarman. Asup jam tujuh, balik jam Tilu", saur Mang Ikin mere wejangan saengges ngadaftarken sim kuring. "Muhun Mang". "Hiji deui, Jang Darwis mun indit ka sakola kedah make kopeah warna bodas". "Naha kudu make kopeah warna bodas, Mang ?" "K