Menjelang Usia 25 Tahun : SMA Yang Membahagiakan



Kembali lagi menjelang usia 25 tahun, ada banyak hal yang tiba-tiba datang dalam pikiran. Mulai dari masalah perempuan, sekolah hingga perjalanan aneh dalam mencapai usia ini. Namun, dari semua pikiran yang datang itu, kehidupan masa sekolah kembali yang ingin dibagikan.

Kata orang masa SMA adalah waktu terbaik dalam hidup. Setelah kupikir, mungkin juga itu benar. Setelah melewati masa SMP yang membosankan, masa SMA terasa lebih membahagiakan dan berwarna. Berbagai cerita menarik datang, mulai dari masalah cinta hingga lika-liku di dalamnya yang aku anggap menarik.

Hal pertama ketika masa SMA yang selalu aku ingat adalah soal hukuman dari guru. Ketika SD hingga SMP, jarang sekali aku dihukum. Stigma anak baik datang semasa SD hingga SMP, meskipun aku juga pernah kabur dari sekolah melalui jendela di kamar mandi. Saat itu, aku sudah masuk kelas 3 SMP. Karena tidak betah dengan ketidakjelasan di sekolah, aku memutuskan untuk kabur.

Masuk SMA, cukup banyak aku dihukum oleh pihak sekolah. Salah satu yang paling penuh kenangan saat Pak Khaedar, salah satu pengurus bidang kesiswaan, menghukum aku dan 4 teman lain karena bermain di dalam kelas. Saat itu, aku masih kelas 2 SMA.

Bapak Khaedar pertama membawa kami ke dalam lapangan di tengah-tengah sekolah. Setelah itu, kami lari memutari lapangan selama 5 kali. Soal lari atau pun hukuman push-up tidak menjadi masalah, namun yang paling berat adalah kami dilihat oleh hampir semua siswa di sekolah.

Beruntungnya aku tidak terlalu disorot. Dalam deretan 5 orang yang dihukum, ada Septian yang dihukum juga. Dia pada saat itu menjabat sebagai Ketua Majelis Perwakilan Siswa atau MPS. Kentara saja, ketua MPS dihukum karena melakukan tindakan aneh selama ini jarang terjadi.

 Hukuman lain juga sering aku dapatkan selama masa SMA. Beberapa karena tindakan konyol dan aneh juga sih. Salah satunya adalah dihukum karena bermain kartu domino di dalam kelas. Pada saat kelas 2, aku membawa kartu domino ke kelas. Sejak saat itu, aku dan hampir semua teman bermain kartu domino itu. Permainan itu berhenti saat guru kimia memergoki kami bermain kartu domino.

Bagian lain yang membahagiakan semasa SMA adalah kembali satu kelas dengan Ulfa Zakiya. Gadis cantik itu adalah cinta pertama ku saat SD. Kurang lebih 4 tahun kami tidak satu kelas. Entah sebuah takdir yang sudah direncanakan, kami kembali dalam satu ruangan.

Pada saat masuk kelas IPA, Aku tidak menyangka bisa satu kelas lagi dengan Ulfa. Kurang lebih dua tahun kami satu kelas. Namun, kami tidak pernah kembali menjadi akrab lagi, bahkan untuk sekedar menjadi teman. Mungkin itu adalah bagian paling sedih dalam masa SMA yang penuh dengan kebahagiaan.

----- Bandung, 4 November 2019-----

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan