Menjelang Usia 25 Tahun : Nostalgia Masa Remaja

https://twitter.com/masasmp11



Beberapa saat lagi, usia diri ini akan mencapai angka 25 tahun. Ada banyak pencapaian, namun juga ada harapan yang tak kesampaian. Ditengah kehidupan masa dewasa yang penuh dengan tuntutan dengan materi dan kekayaan, untuk beberapa saat mengenang kehidupan masa remaja mungkin akan menyenangkan. 

Banyak kenangan indah yang datang pada masa remaja. Ingatan pertama saat mengenang masa remaja adalah masa sekolah yang penuh dengan kenangan indah dan juga buruk.
Tahun 2007, diri ini masuk masuk SMP. Sebuah kehormatan karena bisa masuk ke sekolah di kecamatan. Agar bisa masuk SMP favorit tadi, diri ini harus bersaing dengan 1000 lebih siswa lain yang juga mendaftar. Entah bagaimana lupa lagi, diri ini lolos dan masuk sekolah favorit itu.

Pada saat pengumuman penerimaan, ada 2 orang teman yang gagal lolos. Namanya berinisial DN, teman perempuan paling cerewet. Meski agak sedih, namun diri ini juga sedikit bahagia karena teman perempuan tadi tidak diterima. Jahat sekali. 

Kurang lebih bersama 13 teman SD lolos, salah satunya adalah UZ, teman perempuan yang membuat masa-masa sekolah di SD sangat menyenangkan. Menjadi siswa SMP itu sangat berbeda dengan masa SD.

Selain berada dalam lingkungan yang lebih luas, banyak teman baru yang memiliki ragam sikap dan aneh. Mulai dari dari yang memiliki gaya fashion sangat trendi, pemberani hingga penakut. 
Dari sekian teman yang aku ingat, ada beberapa nama yang hingga kini ada dalam ingatan.

YS, anak gaul yang gila akan fesyen dan musik. Sangat humoris dan cerdas dalam bergaul. Sejak pertama kali bertemu dengan si YS, diri ini selalu merasa menjadi lebih gaul dan trendi. YN ini selalu mengklaim dirinya sebagai Dork, fans fanatik dari PEE WEE GASKINS. 

Dengan memakai sepatu gaya terbaru plus topi SMP yang dicoret dengan piloks, YS menjadi orang paling di kelas, mungkin juga di SMP. Pada akhir SMP, diri ini bersama YS sama-sama menjadi peringkat kedua dibawah Yeni.

UP, teman sebangku saat kelas 1 dan 3. Sewaktu kelas 1, diri ini selalu berangkat bersama dengan UP ke sekolah dengan memakai sepeda. Bukan hanya dengan UP, diri ini juga berangkat ke sekolah dengan teman lain. Tapi dengan UP, merupakan yang paling sering.

Soal sepeda, diri ini memakai alat tranportasi paling sederhana tadi selama 1,5 tahun. Jarak dari rumah ke sekolah kurang lebih 2 kilometer. Karena uang bekal hanya diberi 1000 Rupiah, naik sepeda merupakan pilihan terbaik. 

Selain memakai sepeda, bisa juga memakai delman atau jalan kaki. Tapi delman dikala itu bertarip 1000 Rupiah untuk pulang dan pergi. Jika dipakai untuk delman, habis dong uang bekal. Sementara itu, jika berjalan kaki bisa sampai 1 jam. Lelah sekali. 

Saat kelas pertama SMP di tahun 2007, pihak sekolah berencana membuat studi tour ke Yogya. Siswa kelas satu wajib untuk ikut studi tour ini. Namun, malang sekali diri ini. Pada saat itu, diri ini tidak bisa berangkat karena orang tua takut diri ini sakit dalam perjalanan. 

Kurang lebih ada 3 orang di dalam kelas yang tidak ikut, termasuk diri ini. Karena tidak bisa ikut, diri ini harus membuat MAKALAH. Untuk sekarang mungkin gampang, tapi pada saat itu, MAKALAH itu seperti alien. Asing, tidak dikenal dan misterius.

Apa itu makalah ? Bagaimana cara membuat makalah ? Harus cari kemana untuk bisa membuat makalah tadi ? 

Pihak sekolah pun memberikan peringatan bahwa membuat makalah itu tidak gampang. Katanya cari buku untuk membuat makalah pun tidak mudah. Pada saat itu, kami bertiga harus membuat makalah dengan 3 tema yang berbeda, yaitu tentang Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Pasar Malioboro. 

Dalam perasaan bingung bagaimana cara membuat makalah, diri ini dengan kemampuan yang ada mencoba membuat makalah layaknya buku. Ya, pada saat itu internet belum dikenal. Beruntungnya, diri ini sudah sejak lama suka akan dunia sejarah. 

Berbekal buku sejarah yang menumpuk dirumah, diri ini menulis dan menyalin semua hal tentang Candi Borobudur dan Candi Prambanan, mulai dari sejarah pembentukan Candi Borobudur, raja-raja Kerajaan Mataram hingga daerah asal dari candi terbesar di dunia ini. 

Pada saat teman-teman lain berwisata di Yogya, diri ini sibuk menulis dan menyalin untuk keperluan makalah. Kurang lebih seminggu diri ini membuat makalah tentang Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Kurang lebih ada 40 halaman diri ini menulis dan menyalin semua buku dan sumber untuk pembuatan makalah ini. 

Namun, muncul satu masalah lagi, bagaiman merubah bentuk tulisan tangan ke dalam bentuk makalah yang sudah diketik. Setelah bersepeda selama seharian, diri ini akhirnya menemukan satu tempat rental komputer.

Sambil membawa puluhan kertas hasil tulisan tangan, diri ini meminta tukang rental untuk menyalinnya ke dalam komputer. Karena kasihan, si tukang rental itu mau membantu menyalin ke dalam komputer ( suatu hari baru tahu diri ini namanya Microsoft Word tempat menyimpan tulisan tadi). 

Masalah kembali datang, sumber untuk Pasar Maliboro diri ini tidak dapat. Akhirnya diri ini ingat akan satu orang yang terlupakan yang mungkin bisa membantu. Orang itu adalah kakak pertama yang sedang bekerja di Kota Bandung. Dan kurang dari beberapa hari setelah diminta bantuan, si kakak pertama ini membawa belasan sumber berita tentang Pasar Malioboro. Tahu gini, diri ini minta bantuan sejak awal sehingga tak perlu menulis dan menyalin. 

Seminggu kemudian, makalah itu jadi. Bersamaan dengan kembalinya teman dari Yogya, diri ini membawa makalah. Keberhasilan membuat makalah ini membuat diri ini pada saat itu sangat berbahagia. Pada usia 12 tahun, diri ini bisa membuat makalah dengan 80 % merupakan kreasi hasil sendiri. 

Beberapa bulan kemudian internet masuk desa kami, ditandai dengan hadirnya warung internet di sekitaran tempat rental komputer tadi.

(BERSAMBUNG)



Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan