Datangnya Kembali September Kelam

Aku dilarang dan melarang berdiskusi ?
Aku dilarang dan melarang berkumpul ? 
Aku dilarang dan melarang  berbicara ?



September adalah bulan kelam bagi Indonesia, catatan hitam sejarah bangsa besar ini ada pada bulan ini. Warisan akibat kejadian pada bulan September bagi perjalanan bangsa ini sangatlah mahal. Pada bulan September, awal mula lahirnya era "kedikatatoran" bagi negara Pancasila ini. Pada bulan September pula, era keadilan dan kesejahteraan sosial yang diamanatkan oleh Pancasila dan Konstitusi yang telah disepakati, dilanggar dengan atas nama Pancasila dan Konstitsi pula.

Noda akibat bulan September itu coba dihilangkan semenjak 19 tahun lalu. Generasi mahasiswa menjadi nahkoda utama bangsa ini dalam upaya menghilangkan memori kelam pada bulan September. Mahasiswa yang dalam catatan sejarah Indonesia adalah perwujudan "Ratu Adil" yang selama ini hanya ada dalam wangsit ataupun dongeng-dongeng orang tua kita.

Mahasiswa tercatat mempelopori semua pergerakan bangsa ini. Buku-buku sejarah menuliskan bahwa karena mahasiswa, kebangkitan bangsa Indonesia datang. Buku sejarah juga menuliskan karena mahasiswa dan pemuda, Indonesia untuk pertama kalinya mengucapkan sumpah dengan atas nama satu nama, yaitu nama Indonesia. Buku sejarah juga menuliskan mahasiswa dan golongan muda, menculik sang calon Proklamator, dan karena kejadian itu negara Indonesia diproklamirkan.

Tapi buku sejarah juga menuliskan bahwa mahasiswa pula yang mendorong lahirnya "diktator baru" di negara yang baru merdeka sekitarab 20 tahun. Tapi, buku sejarah juga menuliskan "penebusan dosa" yang dilakukan dengan menumbangkan sang Dikatator itu, meski itu baru 32 tahun kemudian. Mimpi akan negara yang melindungi dan menegakan keadilan mulai timbul kembali. Ada kelegaan di sebagian kalangan bahwa catatan kelam akibat September kelam itu hilang dan berganti dengan cahaya kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya.

Tahun berlalu dengan cepatnya. Berbicara yang tadinya diatur, mulai mengatur dengan sendirinya. Kumpulan yang tadinya mahal menjadi murah dan tidak mengenal birokrasi. Koran, TV dan Radio tidak pernah berhenti berkata-kata. Bahkan, rakyat sebagai pemilik negara ini mulai dapat memilih sesuai apa yang ada didalam kepala, hati dan dompetnya sendiri.

Namun September kelam itu tak pernah hilang. Orang tua kita selalu ingin kembali pada masa sebelum 19 tahun lalu. Jargon demokrasi mulai bosan untuk dipahami dan dimengerti. Perut manusia pada akhirnya mengalahkan semua pencapaian bangsa yang dibangun sejak 19 tahun lalu.

Pertunjukan teater mulai kembali diawasi atas nama September kelam. Begitupun dengan berkumpul, berdiskusi dan berpendapat, kekuatan lama dengan atas nama September kelam seperti hidup lagi dari kuburan-kuburan lama. Satu hal yang menyedihkan dari episode kelam ini adalah sejarah baru dicatatkan oleh gerakan mahasiswa. Bahwa mahasiswa (aku) menjadi sponsor utama kembalinya masa-masa gelap pada September kelam puluhan tahun yang lalu.

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan