Republik Rindu : Malam Dingin di Tanggal 11


"Apa yang kau katakan lagi ?"
"Malam ini hujan sudah mereda. Kau bisa pulang".

Malam kian dingin, hanya saja hujan tidak menjadi aktor atas dingin malam itu.

"Aku akan segera pulang".
"Tapi sebelum pulang, bisakah kau memberi pesan ?"

Angin menusuk rongga-rongga tulang. Hembusan angin membuka tabir baru dalam hidup.

"Berhentilah, dunia sudah berganti rupa".
"Tak ada lagi kisah itu. Tak ada lagi mimpi itu. Dan tak ada lagi kebahagiaan itu".

Suara jangkrik pun tak ada, apalagi lolongan anjing. Semua suara tadi digantikan oleh suara yang tak terdengar.

"Bisakah kita tetap menjadi teman. Bisakah kita menjadi "normal" untuk waktu yang lama ?"
"Bisakah adinda melakukan itu ?"

Pintu yang berdenyit pasti selalu memekikan telinga. Pekikan suara pintu yang lama tak diberi minyak, akan selalu mengganggu telinga setiap orang yang mendengarnya.

"Aku hanya minta kau pergi dan tak kembali".
"Lupakan semua tentang kisah kemaren. Tinggalkan mereka dan abaikan mereka. Hanya itu, baru Aku dapat berteman denganmu."

Cahaya semu lampu dapat menghadirkan kehangatan sesaat di malam hari. Hanya saja, lampu itu akan tetap mati. Bintang memang jauh dan terkadang tak dapat memberi kehangatan bagi bumi. Tapi bintang selalu hadir menjadi teman setia bagi malam yang dingin.

"Aku akan melakukannya demi Adinda".
"Sebelum aku pergi dan tak akan kembali, terimalah hadiah kecil ini".

Suara kendaraan itu pergi dan mengalahkan dinginnya malam.
"Kenapa kau tetap ingin kembali".
"Aku tidak pernah ingat tentangmu. Bahkan untuk satu detik saja, aku bahkan tidak pernah mengingatmu".

Airmata Armi tak terasa mulai berjatuhan. Sendiri bersama malam yang dingin, Armi melihat Novel pemberian dari Damar. Kepergian Damar adalah tanda bahwa Revolusi yang telah berlangsung dengan korban yang banyak itu, akan segera berakhir.

Bersama malam yang dingin, Armi mulai bermimpi tentang hari esok yang lebih gelap dari sekedar malam yang tak memiliki bintang dan bulan.

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan