Republik Rindu : Perubahan

Republik Rindu : Perubahan 

Oleh : Totoh Wildan Tohari 

https://www.hipwee.com/narasi/kutipan-rindu-untuk-para-pejuang-di-tanah-rantau/


Cinta selalu memberikan waktu bagi setiap orang untuk berubah. Tapi seringkali, cinta tak pernah memberi alasan bagi seseorang untuk menjelaskan perubahan yang terjadi. Perubahan dan cinta memberikan satu bentuk baru yaitu rindu.

Armi tak pernah sama lagi dalam memandang Damar. Dua insan yang sudah beberapa tahun tak bertemu, telah memberikan rasa haru ketika bertemu. Armi dan Damar pernah 12 tahun dalam satu ikatan yang sama, yaitu ikatan rindu yang tak pernah selesai.

Armi dan Damar pertama kali bertemu dalam balutan seragam putih dan merah. Armi dan Damar pun bertemu juga dalam balutan seragam putih dan biru. Lagi, Armi dan Damar bertemu dalam balutan putih dan bau-abu.

"Bagaimana kabarmu"
"Baik".
"Sudah menikah ?"
"Belum".

Malam kian dingin, ruang pertemuan diisi dengan banyak percakapan. Ario membicarakan tentang kenakalan-kenakalan Damar, mulai dari dipukul guru, hingga hampir tak naik kelas.
"Kawan-kawan, ini adalah reunian terbaik. Karena untuk pertama kali, si kampret Damar hadir".
Ha.ha.ha...... suara ruangan pertemuan pecah mendengar sindiran Ario.

"Mungkin saja, karena dia tak pernah datang, maka Tuhan tak memberikan dia jodoh".
"Atau mungkin dia itu gay"
Ha.ha.ha. Kembali suara ruangan pertemuan pecah mendengar sindiran Ario.

Hari itu, memang ada reunian SMA yang ke-10 bagi Armi dan Damar.  Itu berarti sudah 10 tahun mereka tak bertemu setelah berakhirnya masa putih abu-abu. Banyak perubahan yang terjadi dalam reunian ke-10 ini, mulai dari Ario yang sudah memiliki 2 anak. Atau Ineu yang sudah memiliki mobil Lambhorgini. Tapi satu yang paling mencolok adalah perubahan hidup dari Doni yang kini memiliki 2 istri, padahal dulu dia adalah jomblo akut selama masa putih abu-abu.

"Ternyata sudah banyak yang berubah ya?"
"Ya".
"Kita sudah 10 tahun tak bertemu, tapi dirimu tetap sama".
"Iyakah ?"
"Kau tetap sama semenjak aku melihatmu di sudut kelas itu. Matamu tetap indah untuk dilihat dan senyum mu adalah bulan di malam hari ".
"Aneh. Kau pun tetap sama. Aneh dalam berfikir, aneh dalam berbicara dan aneh untuk mencintai".

Suasana hening menghantui obrolan Armi dan Damar, memandangi Ario yang menggendong anak laki-lakinya.

"Aku melihatmua dalam koran kemaren. Entah apa yang kau cari, hidupmu aneh. Masihkah kita dapat bertemu setelah hari ini ?"
"Apa permintaanmu ? Haruskah aku mundur ? Jika itu permintaanmu, aku akan melakukannya."
"Kau mau melakukan itu untukku ? Untuk wanita yang telah meninggalkanmu 10 tahun lalu ? "
"Ini adalah pembayaran hutang untuk rinduku selama 10 tahun ini".

Teeeeeetttttttttttttttttttttt. Bunyi handphone Armi mengganggu senandung rindu kedua insan tadi.
"Aku sudah di depan, bersama Kayla dan Kayna".

Hening kembali datang.

"Aku pergi. Hanya satu permintaanku, jangan berkorban untuk dirik ku lagi. Kau dibutuhkan untuk merubah republik ini"

Hujan tiba-tiba mengguyur malam itu. Bersama mobil yang pergi, rindu itu kembali hadir. Lembaran-lembaran kertas dalam tas menunggu keputusan untuk esok hari. Hanya saja, ragu telah hadir karena malam itu. Entah apa yang akan terjadi pada hari esok, satu hal yang pasti, rindu telah membuat semua peristiwa menjadi berubah dan akan mengorbankan yang lain.

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan