Republik Rindu : Purnama di Tanggal 11

Afbeeldingsresultaat voor purnama
"Wahai bulan yang sedang bersinar, sampaikan salam rindu pada wanita terhormat itu".

Satu per satu orang mulai datang menengok rumah duka itu.

"Jangan menyerah Diana, masih banyak orang yang akan menemani di saat berat seperti ini".
"Terima kasih Hill".

Tangisan masih menyelemuti dalam seluruh raga dan jiwa Diana. Kepergiaan Dani, suami yang telah menemani hidup Diana selama 20 tahun lebih itu. Kala duka masih bergelayut dalam diri Diana, suasana mencekam tak kalah kelabu di sekitaran rumah itu.

Front Hijau masih berjaga atas serangan malam 2 hari lalu. Teror yang tak henti menerjang daerah itu menjadikan Front Hijau harus memiliki kewaspadaan tinggi atas segala kemungkinan yang terjadi.

"Bagaimana kabar Diana ?"
"Dia masih bersedih atas kepergian kematian suaminya".
"Apakah Komandan akan pergi ke rumah itu ?"
"Tidak. Itu akan membahayakan pertahanan dari Front Merah".
"Kita sudah sampai sejauh ini, tak ada alasan bagi kita untuk kalah".
"Siapkan video siaran langsung, sudah saatnya kita memberi tanda pada musuh"
"Siap Komandan".

Pemakaman Dani baru saja selesai. Diana bersama Hill dan Sopia pulang kembali ke rumah bukit. Suasana yang kian memanas membuat rumah Bukit menjadi tempat terbaik untuk mengamankan diri.

"Wahai saudara kami yaitu Front Hijau disana. Saya, Anton Damar meminta waktu untuk dapat melakukan gencatan senjata. Ada ribuan orang yang membutuhkan bantuan medis dan perawatan. Saya Anton Damar, atas nama Front Merah akan meletakan senjata sampai bulan purnama di tanggal 11 ini selesai. Jika Front Hijau sepakat, akan banyak hati yang dapat diobati".

"Purnama di tanggal 11 ini adalah tanda yang baik untuk dapat memberikan cinta kepada kawan-kawan semua. Saya, Anton Damar, atas nama Front Merah, berjanji menerima semua gencatan senjata sampai purnama selesai."

"Meski tak lama, sekejap waktu ini akan sangat berharga bagi semua masyarakat yang menjadi korban atas konflik yang tak selesai ini. Biarlan cinta menang di bulan purnama pada tangga 11 ini".

Video yang hanya beberapa menit itu membuat suasana tegang menjadi lebih reda. Front Hijau sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama bulan purnama di tangga 11. Gelombang kekerasan yang memuncak selama 7 hari kebelakang, telah memberikan luka yang akan sangat lama diatasi. Pengumuman mendadak dari Anton Damar, komandan tertinggi Front Merah, memberikan waktu bagi Front Hijau untuk menyusun kekuatan yang hancur akibat gelombang serangan selama 7 hari berturut-turut itu.

Diana bersama Hill dan Sopia berjalan-jalan pasca gencatan senjata diumumkan. Kesedihan yang melanda Diana, agak terobati dengan melihat mawar-mawar merah di kebun bunga Dani mulai bermekaran.
"Untung saja ini tempat tidak mengalami kerusakan".

Kebun bunga milik Dani menjadi satu dari 3 tempat yang masih utuh di kota itu.
"Kapan perang ini selesai ?"
"Akan segera selesai dan kita akan menang "
"Benarkah ?"

Berjalan melewati kebun bunga itu.
"Bagaimana kabarmu, Hills ? Dan kau juga Sopia ? Senang bertemu dengan kalian"
"Bagaimana kau bisa sampai disini ?"

Anton Damar secara tiba-tiba muncul di kebun bunga itu dan mengejutkan ketiga perempuan tadi.
"Aku hanya ingin meminta maaf untuk Diana"
" Aku telah kalah dalam perang ini, sama seperti 20 tahun lalu"
"Kau sangat membenci Dani, tapi kenapa harus kami yang menanggung kebencian ini ?

Usai mengucapkan pertanyaan itu, Hills dan Sopia tiba-tiba dibawa oleh pasukan super cepat, hingga kini di kebun bunga ini tinggal menyisakan Anton dan Diana.

"Kenapa kau masih belum sadar ?"
"Kau dan Republik ini sangat aku cinta"
"Tepat 20 tahun. Hari ini aku sudah membuktikan cintaku padamu. Gerakan 11 Desember telah menang dan aku bisa bahagia untuk selamanya"
"Sampai jumpa. Setelah purnama di tanggal 11 ini selesai, kau jangan keluar dari rumah bukit"
"Akan ada pasukan yang menjaga rumah itu".
"Sama seperti 20 tahun lalu, kau tetap diam."
"Selamat tinggal Diana, I love you".

Diana hanya diam seribu bahasa. Meskipun begitu, Diana paham bahwa itu adalah tanda bahwa Front Merah akan segera kalah.
"Maafkan aku Dam".

Lima hari kemudian Front Hijau berhasil menggempur basis kekuatan dari Front Merah. Ribuan tentara Front Hijau yang sebelumnya di sandera berhasil meloloskan diri dari kamp Timur. Bantuan militer tiba dari arah Timur dan Selatan. Dua hari gencatan senjata memberikan tambahan waktu bagi Front Hijau untuk menyusun kekuatan, sementara Front Merah mengalami kekacauan dari dalam karena terjadi kudeta terhadap Komandan Anton Damar yang dilakukan oleh Mars Ipran, komandan dari wilayah timur.

Setahun kemudian.

Perang usai. Front Hijau berhasil menahan laju Front Merah dan berhasil menghancurkan kekuatan lawan. Ribuan anggota Front Merah dipernjara dengan dakwaan melakukan penghianatan terhadap Republik. Seluruh pimpinan Front Merah satu persatu ditangkap dan yang lolos dari pengejaran kabur ke luar negeri melalui jalur laut.

Diana hidup bahagia bersama Steph Step, lelaki yang ditemui pasca perang. Sementara Hills dan Sopia kembali menjalani kehidupan sebagai pasangan yang serasi.

"Hari yang cerah ya, Cinta"
"Iya sangat cerah".

Diana dan Sthep berjalan melewati kerumunan yang orang yang sedang menonton berita.
"Keberadaan Anton Damar masih misterius, pimpinan tertinggi Front Merah masih dalam pengejaran Interpol. Ada dugaan sang Panglima sudah kabur keluar negeri. Namun beredarnya puisi cinta atas nama Anton Damar lengkap dengan cap darah merah menandakan bahwa Anton Damar masih berada di Republik ini. Hadiah milyaran gulden disediakan bagi siapa pun yang dapat membawa Anton Damar, baik dalam keadaan hidup atau dalam keadaan mati".

---- Tamat-----

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan