Perginya Sang Ikon Klub

Perginya  Sang Ikon Klub

Oleh : Totoh Wildan Tohari

Hasil gambar untuk ikon sepak bola
https://girymineral.wordpress.com/2015/03/30/loyalitas-tanpa-batas/ 

Pemain bintang yang lahir dari pembinaan sendiri dalam sebuah klub adalah salah satu kebanggaan klub dan fans. Misal bintang besar semisal Totti dan Lionel Messi menjadi symbol dari klub AS Roma dan FC Barcelona. Tapi menjadi sebuah bencana jika pemain bintang itu memilih untuk mengembangkan karier di tempat lain. Salah duanya adalah kisah serupa tapi tapi tak sama Eka Ramdani dan Gianluigi Donnaruma. Eka ikon sepabolan  dari Klub Persib Bandung, dan Donnaruma ikon dari   AC Milan.
Donnaruma adalah fenomena baru bagi sepakbola Milan dan Italy yang lahir tahun 1998. Kiper berpostur tinggi dan mempunyai reflek yang cepat. Hal yang membuat Donnaruma menjadi fenomena karena Donnaruma membuat debut di usia baru 16 tahun, dan kini Donnaruma memasuki usia 18 tahun menjadi kipper utama AC Milan, bahkan sudah membuat debut di Timna Italy dalam usia 17 tahun. Hal inilah yang kemudian para petinggi dan tifosi AC Milan sudah menasbihkan Donnaruma sebagai ikon dan bahkan kapten  AC Milan masa depan.  

Hasil gambar untuk donnarumma ac milan
http://www.express.co.uk/sport/football/616713/Manchester-United-Transfer-News-AC-Milan-Gianluigi-Donnarumma-Goalkeeper-New-Contract 

Kisah lain yang hampir serupa adalah cerita karier Eka Ramdani, mantan pemain bintang Persib Bandung. Eks Kapten Persib Bandung kelahiran tahun 1984 adalah binaan dari Persib Bandung. Besar dan belajar di UNI Bandung, klub anggota dari Persib Bandung. Eka adalah gelandang yang cerdas mengatur permainan. Sebuah posisi yang saat itu sedang dibutuhkan oleh Persib Bandung. Sama seperti Donnaruma, Eka menjadi kebanggaan Bobotoh, dan bahkan sudah menjadi Kapten Persib Bandung di usia belum genap 24 tahun.
Hasil gambar untuk eka ramdani persib
http://www.viva.co.id/bola/read/904376-eka-ramdani-sindir-persib-saat-tanggapi-marquee-player
Ketika cinta dan kebangsaan dari supporter  dan klub yang diimpikan banyak orang, keinginan untuk mendapat prestasi dan pengalaman di klub lain menjadi cerita pembeda 2 pemain tadi layaknya kisah romantic Paolo Maldini, Ryan Giggs, Totti yang hanya bermain di satu klub dan kemudian menjadi symbol kebanggaan klub dan supporter bahkan hingga mereka pensiun sekalipun.
Kepergian Eka Ramdani pada tahun 2011 untuk bermain di klub lain adalah salah moment yang cukup menyakitkan bagi Bobotoh. Pengabdian hampir 9  tahun ( 2000-2003 dan 2005-2011) dari mulai bermain di Persib Junior hingga menjadi Kapten Persib Bandung ternyata tidak dapat menahan kepergian El Capitano ke klub lain. Banyak rumor yang beredar, mulai dari masalah dengan manajemen hingga ingin mengembangkan karier di tempat lain.
Reaksi Bobotoh saat itu ( tahun 2011) luar biasa kagetnya dan menjadi pembicaraan hangat Bobotoh, mulai dari warung kopi sampai media social. Bahkan ada yang membuat tindakan-tindakan ekstrem, salah satu yang diingat adalah melakukan pemboykotan pada produk usaha Eka Ramdani misal usaha produksi jersey. Bahkan ada yang nekat melakukan tindakan segel-menyegel !
Hampir tujuh tahun berlalu, kisah kepergian symbol klub kali ini kembali terjadi, kali ini terjadi dengan klub yang bermukim di kota mode, Milan. Kebintangan Donnaruma setahun kebelakang menjadi dianggap sebagai lahirnya generasi baru di klub AC Milan. Sebuah klub yang sedang menurun prestasinya dalam lima tahun kebelakang. Gelar terakhir juara liga Italia pada tahun 2011 diakhiri pada tahun 2016 ketika Donnaruma datang dan membawa Ac Milan menjadi juara Super Coppa Italia, meski kita tidak boleh menafikan peran pemain lain, rasanya keberadaan  Donnaruma memberikan mentalitas lebih kepada lini belakang AC Milan.
Tapi bulan madu AC Milan dengan Donnaruma akan segera berakhir. Beberapa pekan kebelakang, penolakan Donnaruma untuk memperpajang kontrak di Milan menjadi luka baru bagi manajemen dan tifosi AC Milan. Layaknya kepergian Eka Ramdani, rencana kepergian Donnaruma karena ingin meniti karier di tempat lain dan ditegaskan bukan karena motif ekonomi.
Kontan saja rencana kepergian Donnaruma memberikan rasa keterkejutan di kalangan manajemen dan tifosi AC Milan. Banyak yang kemudian mempertanyakan alasan kepergian Donnaruma di usia yang belum genap 20 tahun. Jika dihitung berdasarkan sisa kontrak sampai tahun 2018, maka Donnaruma akan meninggalkan AC Milan di usia 19 tahun ! Belum lagi jika tahun ini (2017) Donnaruma di lego maka usianya baru 18 tahun.
Tak pelak para supporter kecewa melihat calon kaptennya memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya. Bahkan Curva Sud Milan, Tifosi garis keras AC Milan meminta agar Donnaruma tidak dimainkan selama setahun jika masih bertahan di Milan sampai kontraknya berakhir. Reaksi terbaru adalah pelemparan sejumlah uang ke gawang Donnaruma dalam pertandingan Italy vs Denmark di ajang Euro U-21. Bahkan nama Donnaruma  dipelintir menjadi Dollaruma sebagai bentuk sindiran tifosi Milan kepada sang calon ikon.
Berkaca dari kasus kepergian Eka Ramdani dan Donnaruma, terdapat sebuah persamaan jelas yaitu fans sepakbola merindukan bintang yang lahir dan besar dari akademi klubnya sendiri. Eka Ramdani adalah symbol putra daerah Pasundan yang diharapkan dapat menjadi bintang dan membanggakan klub, supporter bahkan daerah itu sendiri. Mandeknya pembinaan Persib Bandung kala itu membuat Eka Ramdani menjadi harapan dalam elemen yang mencintai klub Persib Bandung.
Hasil gambar untuk pergi
http://www.hipwee.com/list/kalo-pasanganmu-sudah-begini-tandanya-kamu-harus-berani-untuk-pergi/  
 
Begitupun dalam kasus Donnaruma, meski dilahirkan di kota Napoli, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa menanjaknya  nama Donnaruma karena dia memperkuat salah satu klub besar di Italia, yaitu  AC Milan. Spesialnya Donnaruma dengan pemain lain di Akademi Milan  adalah Donaruma dapat menembus skuad inti senior AC Milan di usia yang masih 16 tahun, dikala banyak pemain seusianya yang masih merintis karier di tim B atau C. Bahkan banyak yang meramalkan, Donnaruma adalah calon kiper terbaik dunia dimasa depan. Hal inilah yang sempat membuat tifosi Milan dibuat mabuk kepayang kepada sosok Donnaruma. Apalagi Milan memang kehilangan sosok peminpin selepas pensiunnya Paolo Maldini, kapten yang menghabiskan 25 tahun karier hanya untuk AC Milan.

Kepergian dua bintang dari Persib Bandung dan AC Milan tadi sesungguhnya adalah fenomena dari berubahnya sepakbola dari olahraga semata menjadi industry baru dalam era millennium ini. Perpindahan pemain menjadi hal lumrah, dan kesetiaan serta loyalitas pada sebuah klub menjadi nomor sekian. Baik itu di iklim industry sepakbolanya masih taraf membangun, layaknya Persib Bandung dengan Liga Indonesianya ataupun dengan industry sepakbola yang sudah mapan layaknya AC Milan dengan Liga Serie A-nya. Kita tidak menyalahkan pemain tadi, keinginan mencari tantangan baru dan prestasi yang lebih baik adalah impian semua pemain. Meskpun itu akan berlawanan arah dengan keinginan para manajemen dan supporter yang menginginkan loyalitas dan kecintaan seorang pemain. Pada akhirnya kepergian dan kedatangan pemain harus dianggap sebagai hal normal dalam upaya membangun sepakbola itu sendiri. Semoga sukses Eka Ramdani dan Donnaruma. 

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan